26 Februari 2012

prezi fonologi

Video contoh pembelajaran fonetik dalam bahasa Indonesia

Resume TIK


TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER TIK
RESUME TIK
Dosen Pengampu: Dr. Robinson Situmorang
Oleh: Iin Andini 

  1. Pergeseran Paradigma Pembelajaran dan Paradigma TIK
Pendidikan berbasis TIK adalah Suatu pendekatan pembelajaran yang mengoptimalkan penggunaan Teknologi  Informasi dan Komunikasi sebagai medium penyampai  pesan dalam belajar.
Adapun Pendekatan TIK dalam Pendidikan, yaitu dimulai dari masuknya media dalam  pembelajaran, berkembangnya teknologi AVA, masuknya teknologi komputer dalam  pendidikan memicu lahirnya ragam  pendidikan berbasis TIK. Oleh karena itu, muncullah beragam pendidikan berbasis TIK antara lain: Distance Education, Dual Mode Education, Virtual Education, Virtual University, Virtual School, dll.
Selanjutnya, tren TIK dalam Pembelajaran meliputi, integrasi, konvergensi, interaktif, On-line/jaringan. Pendidikan harus berbasis TIK adalah untuk mencapai mobilitas yang tinggi. Oleh karena itu, perkembangan teknologi informatika memicu lahirnya berbagai model pembelajaran yang berbasis komputer antara lain E-learning, Online Learning, Blended Learning, Mobile Learning.
Namun, dalam perkembangan TIK ada beberapa kendala terbesar, yaitu (1) kontrol ada ditangan pengguna; (2) tidak ada sentuhan  kemanusian; (3) sumber daya manusia desain instrusional  terbatas.
  1. Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan
Sejarah perkembangan TIK memiliki beberapa pandanngan. Berikut adalah sejarah perkembangan TIK.
Sejarah perkembangan TIK terbagi atas tiga periode, yaitu masa pra-sejarah, masa sejarah, dan masa moderen.
  1. MasaPra-Sejarah (...s/d 3000 SM)
Pada awalnya Teknologi Informasi yang dikembangkan manusia pada masa ini berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang mereka kenal, (1) mereka menggambarkan informasi yang mereka dapatkan pada dinding-dinding gua, tentang berburu dan binatang buruannya; (2) mereka mulai melakukan pengidentifikasian benda-benda yang ada disekitar lingkungan mereka tinggal dan mewakilinya dengan bentuk-bentuk yang kemudian mereka lukis pada dinding gua tempat mereka tinggal; (3) mereka menciptakan dan menggunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.
  1. Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)
Pada masa ini Teknologi Informasi belum menjadi teknologi masal seperti yang kita kenal sekarang ini, teknologi informasi masih digunakan oleh kalangan-kalangan terbatas saja, masih bersifat khusus dan harganya mahal.
3000 SM. Untuk yang pertama kali tulisan digunakan oleh bangsa Sumeria dengan menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari pictograf sebagai huruf.
Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang berbeda(penyebutan), sehingga mampu menjadi kata, kalimat dan bahasa.
2900 SM. Penggunakan huruf Hierogliph pada bangsa Mesir Kuno. Hierogliph merupakan bahasa simbol dimana setiap ungkapan diwakili oleh simbol yang berbeda. Ketika digabungkan menjadi satu akan mempunyai cara pengucapan dan arti yang berbeda, bentuk tulisan dan bahasa hierogliph ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.
500 SM. Serat Papyrus digunakan sebagai kertas. Kertas yang terbuat dari serat pohon papyrus yang tumbuh disekitar sungai nil ini menjadi media menulis/media informasi yang lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya digunakan sebagai media informasi.
105 M. Bangsa Cina menemukan Kertas yang kita kenal sekarang.  Kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring, dicuci kemudian diratakan dan dikeringkan. Penemuan ini juga memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Cap.
  1. Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )
Tahun 1455. Mesin Cetak yang menggunakan plat huruf yang tebuat dari besi yang bisa diganti-ganti dalam bingkai yang tebuat dari kayu dikembangkan untuk yang pertama kalinya oleh Johann Gutenberg.
Tahun 1830. Augusta Lady Byron menulis program komputer yang pertama di dunia berkerjasama dengan Charles Babbage menggunakan mesin Analytical-nya. Yang didesain mampu memasukan data, mengolah data dan menghasilkan bentuk keluaran dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat digital, 94 tahun sebelum komputer digital pertama ENIAC I dibentuk.
Tahun 1837. Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan bahasa kode Morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara elektronik antara 2 tempat yang berjauhan melalui kabel yang menghubungkan kedua tempat tersebut. Pengiriman dan Penerimaan Informasi ini mampu dikirim dan diterima pada saat yang hampir bersamaan waktunya. Penemuan ini memungkinkan informasi dapat diterima dan dipergunakan secara luas oleh masyarakat tanpa dirintangi oleh jarak dan waktu.
Tahun 1861. Gambar bergerak yang proyeksikan kedalam sebuah layar pertama kali di gunakan sebagai cikal bakal film sekarang. Tahun 1876 Melvyl Dewey mengembangkan sitem penulisan desimal.
Tahun 1877.  Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan Telepon yang dipergunakan pertama kali secara umum. Fotografi dengan kecepatan tinggi ditemukan oleh Edweard Maybridge.
Tahun 1899. Dipergunakan sistem penyimpanan dalam Tape (pita) Magnetis yang pertama.
Tahun 1923. Zvorkyn menciptakan tabung TV yang pertama
Tahun 1940. Dimulainya pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi pada masa Perang Dunia II yang dipergunakan untuk kepentingan pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen militer yang disimpan dalam bentuk magnetic tape.
Tahun 1945. Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan Hypertext.
Tahun 1946. Komputer digital pertama didunia ENIAC I dikembangkan.
Tahun 1948. Para peneliti di Bell Telephone mengembangkan Transistor.
Tahun 1957. Jean Hoerni mengembangkan transistor Planar. Teknologi ini memungkinkan pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor dimasukan kedalam sebuah keping kecil kristal silikon. USSR Rusia pada saat itu meluncurkan sputnik sebagai satelit bumi buatan yang pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai balasannya Amerika membentuk Advance Research Projects Agency (ARPA) dibawah kewenangan Departemen Pertahanan Amerika untuk mengembangkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi dalam bidang Militer.
Tahun 1962. Rand Paul Barand dari perusahaan RAND, ditugaskan untuk mengembangkan suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu mengendalikan sistem pemboman dan peluncuran peluru kendali dalam perang Nuklir.
Tahun 1969. Sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan menghubungkan 4 nodes (titik), antara University of California, SRI (Stanford), University California of Santa Barbara, dan University of Utah.dengan kekuatan 50Kbps.
Tahun 1972.   Ray Tomlinson menciptakan program e-mail yang pertama.
Tahun 1973 – 1990. Istilah internet diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian difkenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari DARPA, 1981 National Science Foundation mengembangkan Backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan. kemudian pada tahun 1986 IETF mengembangkan sebuah Server yang berfungsi sebagai alat koordinasi diantara; DARPA, ARPANET, DDN dan Internet Gateway.
Tahun 1991- Sekarang. Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN dalam menanggulangi biaya operasionalnya memungut bayaran dari para anggotanya. Tahun 1992 pembentukan komunitas Internet, dan diperkenalkannya istilah World Wide Web oleh CERN. 1993, NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan Internet menyangkut direktori dan penyimpanan data serta database (oleh AT&T), Jasa Registrasi oleh Network Solution Inc, dan jasa Informasi oleh General Atomics/CERFnet. 1994 pertumbuhan Internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah kedalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. 1995, Perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di Backbone, langkah ini memulai pengembangan Teknologi Informasi khususnya Internet dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.
Selanjutnya, sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan dapat pula dibagi atas lima fase sebagai berikut.
  1. Fase Pertama
Fase ini berlangsung pada akhir 1970an hingga awal 1980an merupakan fase programming, drill and practice. Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
  1. Fase Kedua
Fase ini berlangsung pada akhir 1980an hingga awal 1990an merupakan fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video.
  1. Fase Ketiga
Fase ini berlangsung pada awal 1990an adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet.).  Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
  1. Fase Keempat.
Fase ini berlangsung pada akhir 1990an hingga awal 2000an adalah fase e-learning yang merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system).
  1. Fase Kelima
 Fase ini berlangsung pada akhir 2000 adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyak bermunculannya perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan.
  1. Fungsi TIK
Fungsi TIK pada umumnya memiliki dua fungsi, yaitu sebagai sumber belajar dan sebagai media pembelajaran.TIK sebagai sumber belajar memiliki manfaat  untuk menjawab kebutuhan informasi, layanan  yang cepat dan murah, memberikan informasi terkini.
  1. TIK sebagai Sumber Belajar
TIK sebagai sumber belajar untuk menjawab kebutuhan informasi, memiliki fungsi antara lain (1) mengintegrasikan TIK sebagai sumber belajar, (2) memastikan alat-alat situs yang akan dikunjungi, (3) mengembangkan LKS berbasis PBK, dan membuat lembar refleksi diri.
TIK sebagai sumber belajar yang memberikan layanan cepat-murah memiliki fungsi, yaitu meninggalkan kebiasaan satu sumber belajar, menggunakan aneka sumber belajar, dan mengefektifkan penggunaan internet.  Selanjutnya, TIK sebagai sumber belajar menyediakan informasi cepat dan terkini. Cepat artinya,terkoneksi ke semua sistem jaringan perpustakaan. Terkini artinya, informasi secara teratur diperbaharui.
  1. TIK sebagai Media Pembelajaran
TIK sebagai media pembelajaran memiliki dua tujuan, yaitu tujuan utama dan tujuan khusus. Tujuan utamanya agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh peserta didik.
            Selanjutnya, tujuan khusus TIK sebagai media pembelajaran adalah (1) memberi pengalaman belajar yang berbeda; (2) menumbuhkan sikap dan keterampilan BTI; (3) menciptakan situasi belajar menyenangkan; (4) menjadikan belajar lebih efektif, efisien dan  bermakna; (5) membuka peluang belajar dimana saja dan kapan saja; (6) memberikan motivasi belajar kepada siswa; (7) mejadikan belajar sebagai kebutuhan.
            Adapun kendala TIK adalah  (1) kesulitan dalam Pengembangan; (2)  programinfrastruktur yang belum memadai ; (3) SDM yang terbatas (pengelola); (4) gagap teknologi (peserta); (4) kultur belajar yang sulit berubah; (5) luasnya wilayah jangkauan; (6)  belum meratanya kualitas penerimaan pesan.

  1. Penerapan TIK  (CBL) dalam Pembelajaran (Off-Line)
            TIK merupakan kombinasi teknologi informasi dan teknologi komunikasi dalam satu medium komputer.  Pada komputer CBL (off-line) PBL meliputi pemrosesan konsep, drill,  tutorial, games, simulasi, CD interaktif.
            Integrasi seluruh komponen dan multimedia meliputi interaktif, transisi, audio, visual, warna, animasi, dan Hypertexs. Pada pembelajaran dengan menggunakan CBL (off-line) dari TCL ke SCL akan berdampak pada siswa, guru, pengelola, dan industri.
E.   Penerapan TIK  (CBL) dalam Pembelajaran (On-Line)
1.    On-line Learning
            CBL (On-Line learning) menggunakan Web Based Learning merupakan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar atau informasi. Adapun implikasi pemanfaatan WBL.
2.    E-learning
            E-learning dengan Technology Based Learning merupakan pemanfaatan teknologi elektronik sebagai media pembelajaran. Adapun implikasi penggunaan E-L adalah (1) pengembangan sistem pembelajaran ke BL; (2) tersedianya sistem jaringan yang memadai; (3) peningkatan kualifikasi SDM.
3.    Disatance Learning
            Distance learning dengan integrated system merupakan pemanfaatan teknologi elektronik dan jaringan sebagai sistem pembelajaran.  Penerapan Distance Learning ialah untuk pendidikan jarak jauh, khususnya SMP Terbuka dan universitas terbuka.
F.    Penerapan TIK sebagai Kajian Studi dalam Program Studi
  1. Penerapan TIK dalam Pembelajaran pada Tingkat Perguruan Tinggi Pada Mata Kuliah Bahasa Inggris
Sistem pembelajaran jarak jauh berbasis web adalah suatu pertemuan antara tiga perkembangan teknologi dan tradisi, yaitu: distance learning, computer-conveyed education, dan teknologi internet [Horton, 2000]. Pada sistem Distance Learning aplikasi komputer untuk sistem pembelajaran jarak jauh digolongkan menjadi empat kategori [Gottschalk, 2004]: (1) Computer Assisted Instruction (CAI); (2) Computer Managed Instruction (CMI); (3) Computer Mediated Communication (CMC); (4) Computer Based Multimedia (CBM).
Berdasarkan keempat kategori diatas  Computer Based Multimedia (CBM) di pilih sebagai kategori yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Inggris pada tingkat perguruan tinggi, karena dianggap paling interaktif. Sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa Inggris yang menitikberatkan perolehan kemampuan mahasiswa pada empat komponen utama, yaitu reading, speaking, listening, dan writing. Oleh karena itu, media teknologi informasi komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam melaksanakan proses pembelajaran tersebut.
Melalui kategori Computer Based Multimedia dikembangkanlah suatu sistem pembelajaran Distance Learning berbasis web dengan tiga tahapan proses.  Untuk itu diperlukan pemaparan proses-proses yang membentuk sistem secara global, sebagai berikut.
 Proses Login: proses ini dilakukan oleh dosen bahasa Inggris, mahasiswa yang mengambil mata kuliah bahasa Inggris dan administrator sebelum mengakses halaman sistem.
Proses Jelajah Informasi (browsing): proses ini dapat dilakukan oleh setiap pengunjung situs (web), baik mahasiswa maupun guest.  Guest mendapatkan informasi yang bersifat umum terutama berkaitan dengan informasi perkuliahan mata kuliah bahasa Inggris.  Untuk mahasiswa yang telah melakukan login dapat mengakses informasi berkaitan dengan materi perkuliahan yang diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah bahasa Inggris. Materi meliputi seluruh komponen yang terdapat dalam silabus berdasarkan rencana proses pembelajaran yang telah di buat sebelumnya.
            Proses Manipulasi Data:  proses iniberkaitan dengan pengisia,  pengupdate-an, maupun penghapusan materi yang terdapat di dalam sistem. Proses ini hanya dapat dilakukan oleh dosen mata kuliah bahasa Inggris dan administrator sistem.
  1. Penerapan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) dalam Pembelajaran Biologi pada Tingkat SMA
Penggunaan TIK di sekolah sangatlah berbeda dimana hampir tidak mungkin untuk membuat daftar semua aplikasi yang memungkinkan. Taylor mengatakan bahwa terdapat tiga peranan komputer di kelas, yaitu sebagai 3 T (Tutor, Tool, dan Tutee). Pengenalan TIK pada pelajaran Biologi bukan hanya mendapatkan tingkat pengetahuan tapi juga sikap pada biologi dengan baik . Sebagai guru biologi atau ilmu lainnya, seharusnya bisa membedakan dua kelompok aplikasi ini.
Pada grup pertama merupakan aplikasi generic yang digunakan pada semua subyek, seperti “word processing”, pencarian informasi, komunikasi dengan menggunakan email, dan presentasi multimedia.
Grup kedua ialah grup yang mengadaptasi pengembangan yang digunakan dalam pengajaran ilmu seperti:  (1) sistem pengimajinasian dalam microscopy; (2) virtual dissections (analisa virtual); (3) simulasion; (4)  latihan laboratorium yang sesungguhnya dengan sistem pencapaian data.
Kemunculan TIK dalam mata pelajaran Biologi di SMA ini dinilai mampu memberikan dampak positif untuk para siswa, sehingga TIK mengambil peran yang sangat luar biasa di dalam mendukung terjadinya proses belajar dalam lingkup Biologi antara lain adalah sebagai berikut:
a)     Active: memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar Biologi yang menarik dan bermakna.
b)    Constructive: memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan Biologi yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
c)    Collaborative: memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
d)    Intentional: memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
e)    Conversational: memungkinkan proses belajar Biologi secara inheren merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar jam pelajaran.
f)     Contextualized:  memungkinkan situasi belajar Biologi diarahkan pada proses belajar Biologi yang bermakna (real-world) melalui pendekatan ”problem-based atau case-based learning”.
g)    Reflective: memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar Biologi itu sendiri.
  1. Penerapan TIK dalam Pembelajaran Tingkat SMP Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Penerapan TIK dalam pembelajaran bahasa Inggris pada tingkat SMP menggunakan multimedia. Multimedia yang dimaksud dalam konteks paradigma baru diasumsikan sebagai penggunaan banyak media (teks, grafis, gambar, foto, audio, animasi dan video) atau paling tidak bermakna lebih dari satu media, yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran secara bersama-sama guna mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.
Program multimedia sebagai media pembelajaran yang juga merupakan program pembelajaran berbantuan komputer (CAI) bisa dikelom-pokkan dalam format penyampaian pesannya (Hardjito, 2004) sebagai berikut:
  1. Tutorial
Program ini merupakan program yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar baik diam atau bergerak, dan grafik. Pada saat pengguna dianggap  telah membaca, menginterpretasi, dan menyerap konsep itu diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respon pengguna benar, dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau respon pengguna salah, maka pengguna harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu saja (remedial). Pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.
  1. Drill and practice
Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. Program menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditam-pilkan secara acak sehingga setiap kali digunakan, soal atau pertanyaan yang tampil selalu berbeda, atau dalam kombinasi yang berbeda. Program ini dilengkapi dengan jawaban yang benar lengkap dengan penjelasannya sehingga diharapan pengguna akan bisa pula memahami suatu konsep tertentu.  Pada bagian akhir, pengguna bisa melihat skor akhir yang dia capai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal-soal yang diajukan.
  1. Simulasi
Program multimedia dengan format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, yaitu untuk mensimulasikan pesawat terbang, yaitu  pengguna seolah-olah melakukan aktivitas menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau pengendalian pembangkit listrik tenaga nukiïr dan lain-lain. Pada dasmya format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko, seperti pesawat akan jatuh atau menabrak, perusahaan akan bangkrut, atau terjadi malapetaka nuklir.
  1. Percobaan atau eksperimen
Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk. Selanjutnya,  mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut.
  1. Permainan
Program multimedia berformat  diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang mempelajari suatu konsep. Perkembangan tersebut juga telah menghasilkan produk-produk TIK yang lebih canggih. Jika dimanfaatkan seoptimal mungkin, ia dapat membawa nuansa dan perspektif baru dalam dunia pendidikan yang dapat mengakselerasi peningkatan mutu pendidikan. Selain dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan administratif, produk TIK telah banyak digunakan untuk membantu proses pembelajaran, khususnya di negara-negara maju dan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
 Ada beberapa perangkat lunak/ fasilitas TIK yang digunakan sebagai media pembelajaran bahasa Inggris, yaitu (1) CD-ROM; (2) Internet; (3) Sistem Manajemen Pembelajaran; (4) Authoring Program/Template Pengembangan Bahan Ajar; (5) TV Edukasi.


  1. Penerapan  Tik dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sekolah Dasar
Teknologi merupakan produk kreatif manusia untuk memenuhi berbagai keperluan hidup secara efektif.  Internet telah memengaruhi pola berkomunikasi antarmanusia dalam dunia maya. Melalui internet, setiap orang dapat berkomunikasi. Bahkan, dunia pendidikan pun tidak luput untuk memanfaatkannya sehingga kelas maya dapat tercipta.
Internet menawarkan banyak fasilitas untuk dunia pendidikan. Fasilitas komunikasi yang disediakan internet telah memungkinkan kelas online menjadi kenyataan dengan mempergunakan halaman web berbasis teks, surat elektronik (e-mail), pertukaran teks, dan  suara secara langsung (Internet Relay Chat), dan berbagai fasilitas multimedia interaktif. Dengan demikian, kegiatan belajar-mengajar dapat dilaksanakan, baik yang bersifat tertunda (delayed, seperti melalui e-mail) maupun secara langsung atau instan (real-time, misalnya melalui IRC dan audio-video conferencing). baru dan memperkuat kemampuan mereka berbahasa Inggris.
            Sebuah model pembelajaran yang berbasis TIK dapat dilaksanakan dengan baik apabila segala perangkatnya dapat disiapkan dengan baik pula. Salah satu perangkat yang tidak dapat dihindari adalah kemampuan pengajar mengenal berbagai program yang berkenaan dengan teknologi yang digunakan. Sebagaimana yang tersaji pada bagian topik, untuk setiap aspek keterampilan berbahasa, model pembelajaran keterampilan membaca dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat teknologi, baik yang bersifat interaktif maupun yang tidak. Tatarancang untuk model pembelajarannya tidak berbeda dengan model pembelajaran lainnya. Yang membedakannya terletak pada kegiatan belajar-mengajar.
Selain keterampilan membaca, TIK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis.
  1. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan TIK dalam Pendidikan
Kelebihan penggunaan TIK dalam pendidikan adalah (1) kelas tidak membutuhkan bentuk fisik; (2) program dapat di-update secara cepat; (3)  interaksi dapat bersifat real time; (4) Mengakomodasi seluruh proses belajar; (5) Dapat diakses dari lokasi mana saja; (6) Materi dirancang secara multimedia; (7) Peserta belajar terhubung keseluruh perputakaan dunia.
Kekurangan penggunaan TIK dalam pendidikan adalah (1) buruknya perencanaan penggunaan  sehingga tidak sesuai kebutuhan; (2)  pengguna tidak mengenal secara baik sistem yang digunakan; (3) Permasalahan bendwidth yang kecil.
Adapun hasil penelitian penggunaan TIK dalam pendidikan adalah (1) kualitas siswa jauh lebih baik dibanding kelas kovensional; (2) siswa antusias mengikuti dan menyelesaikan keseluruhan proses; (3) adanya tingkat kepuasan pada siswa; (4) siswa dapat menyelesaikan seluruh fungsi sistem dengan baik.
  1. Penerapan Distance Learning
  1. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Jarak Jauh Perkuliahan Bahasa Asing
Sistem Pendidikan Jarak Jauh merupakan suatu alternatif pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Pada sistem kuliah ini tenaga pengajar dan peserta didik tidak harus berada dalam lingkungan geografi yang sama. Pada dasarnya ada empat kategori teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan pendidikan jarak jauh yakni:  (1) Audio (radio, telepon dan audio conference); (2) Video (video conference, aplikasi video on demand); (3) Data (berbasis pada jaringan computer); (4) Print out; materi dicetak kemudian dikirimkan dengan metoda konvensional.
Model distance learning merupakan salah satu metode belajar secara mandiri dan terus menerus.    Wheeler  mengemukakan bahwa pembelajaran jarak jauh tidak hanya pindah dari belajar dalam kelas, akan tetapi lebih merupakan proses pergeseran paradigma dalam struktur dan budaya pendidikan. Hal ini didasarkan pada premis bahwa siswa berada di pusat proses belajar, dan belajar menurut kecepatan peserta didik, dengan tidak beranjak dari tempat atau wilayah peserta didik. Kondisi ini merupakan salah satu jawaban atau solusi untuk pemenuhan hak layanan pendidikan bagi semua lapisan masyarakat yang secara geografis, maupun aktifitas tidak memungkinkan untuk berada dalam satu kelas di waktu dan kesempatan yang sama dengan rekan-rekan yang lain.
Pada pembelajaran e-learning dalam hal ini distance lerning, internet merupakan media yang bersifat multi-rupa. Internet dapat digunakan untuk berkomunikasi secara interpersonal. Internet juga memiliki kemampuan memfasilitasi kegiatan diskusi dan kolaborasi oleh sekelompok orang. Di samping itu, dengan kemampuannya untuk menyelenggarakan komunikasi tatap muka (teleconference), audiovisual sehingga dimungkinkan terselenggaranya komunikasi verbal maupun non-verbal secara real-time.
 Pada dasarnya cara penyampaian atau cara pemberian (delivery system) dari distance learning, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu One way communication (komunikasi satu arah) dan Two way communication (komunikasi dua arah).
Dalam distance learning, sistem dua arah ini juga dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : (1) dilaksanakan melalui cara langsung (synchronous); (2)  dilaksanakan melalaui cara tidak langsung (a-synchronous).  Adapun karakteristik distance learning antara lain: (1) memanfaatkan jasa teknologi elektronik; (2) Memanfaatkan keunggulan computer; (3) menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials); (4) memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan
Penerapan TIK dalam pembelajaran jarak jauh (distance learning) perkuliahan bahasa asing adalah teknologi e-learning dan email, moodle, teacher develompment Interactive, Java, Scripting, dan Internet Database. Pada penggunaan sistem ini umumnya ini, instruktur dan peserta didik tidak harus terletak pada lingkungan geografis yang sama.
 Pendekatan sistem pengajaran bahasa asing yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengajaran secara langsung (real-time) ataupun dengan cara menggunakan sistem sebagai tempat pemusatan pengetahuan (knowledge).

            Adapun untuk Java secara khusus memiliki naungan Java dcourse yang memiliki aplikasi secara langsung dapat digunakan (1) Java Chat; (2) Java Whiteboard; (3) Java Projector; (4) Java Newsticker. Sedangkan untuk mengimplementasikan fungsi sistem sebagai tempat pemusatan knowledge, kita dapat menggunakan aplikasi manajemen dokumen.
  1. Pembelajaran Pelafalan Bahasa Indonesia dalam Pemerolehan Bahasa Kedua untuk Penutur Asing Melalui Distance Learning
Media dalam pembelajaran BIPA disiapkan agar dapat mempermudah pengajar untuk mengajarkan bahasa Indonesia kepada penutur asing. Penutur asing pun dapat dengan mudah memahami materi yang dipelajari. Dalam kegiatan pembelajaran yang ditujukan bagi penutur asing, media lebih banyak bertindak sebagai bahan ajar. Media yang disiapkan dalam setiap pembelajaran dapat mempertinggi hasil belajar yang akan dicapai karena informasi yang disampaikan kepada penutur asing akan lebih mudah dicerna. Hal ini sesuai dengan fungsi dan manfaat media itu sendiri.
      Teori pembelajaran jarak jauh (distance learning) ini merupakan sebuah alternatif dalam mempelajari bahasa karena banyaknya keterbatasan, misalnya keterbatasan waktu, keterbatasan biaya, dan  sebagainya. Dalam masa teknologi canggih seperti sekarang ini, semua yang sangat tidak mungkin dapat menjadi mungkin dengan adanya teknologi canggih, yaitu dunia virtual atau dunia maya (Virtual sendiri berarti ”it looks like real but unreal”). Sehingga, salah satu alternatif pembelajaran jarak jauh bisa di tempuh dengan adanya ”e- learning” atau ”electronic learning”, yaitu pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media elektronik, yaitu komputer.
Pembelajaran ini seperti pembelajaran seperti umumnya, akan tetapi orang- orang yang berdiskusi di situ tidak secara langsung bertatap muka, tapi bertatap muka dengan media computer, internet, dan juga mempunyai metode sinkronus (synchronous) dan asinkronus (asynchronous). Synchronous termasuk chat, VoIP (Voice over Internet Protocol), dan juga video conferensi. Sedangkan pada metode asynchronous, hanyalah email dan forum yang digunakan. Produksi dari rekaman audio/ video yang sama dapat dilakukan dalam kualitas yang beragam, koresponsi pada kecepatan transmisi yang juga beragam.
Pelajaran Pelafalan Bahasa Indonesia merupakan salah satu elemen pembelajaran Bahasa Indonesia karena sangatlah sulit bagi penutur asing untuk menyebutkan pelafalan Bahasa Indonesia. Hal ini tidak bisa dilakukan hanya dengan membaca buku pelafalan Bahasa Indonesia, dan juga tidak bisa juga mengikuti berdasarkan film- film yang berbahasa Indonesia.
  1. Penerapan Tik dalam Pembelajaran Jarak Jauh dalam Pendidikan Bahasa Inggris
Untuk bahasa Inggris sendiri, banyak kemudahan yang didapatkan melalui pembelajaran ini, melalui internet, kaset, siaran TV edukasi, belajar bahasa Inggris tidak harus duduk dan bertatap muka dalam kelas dengan pengajar. Ujian pun diberikan setelah siswa mendapatkan materi, lalu diberikan kuis atau ujian yang harus dikerjakan siswa.  Dengan ‘chat room’, siswa dapat berkomunikasi secara online dan mempraktekkan bahasa Inggris mereka. Latihan pengucapan pun ditampilkan dalam bentuk video.
Bila dibatasi pada web based distance learning maka pengguna atau dalam hal ini guru dan murid memerlukan fasilitas internet untuk tetap menjaga konektivitas dengan distance learning tersebut. Kemampuan peserta untuk tetap menjaga connectivity menentukan bagi kesinambungan suatu sistem pendidikan jarak jauh. Dengan cara inilah kita dapat menciptakan suatu internet based community di Indonesia. Suatu sistem pendidikan jarak jauh dapat kita sederhanakan dan formulasikan  materi pendidikan + teknologi untuk berinteraksi + guru = pembelajaran bagi murid.
Guru sebagai fasilitator dan siswa berperan aktif.  Jadi guru dituntuk untuk menyajikan bahan ajar yang menarik, dan siswa harus aktif. Infrastuktur dalam pendidikan jarak jauh diantaranya adalah: (1) Jaringan Internet :Jaringan Informasi Sekolah (JIS);  WAN Kota (Wide Area Networks); (2) CT Center: (Information and Communication Technology Center) ;  (3) Jaringan Intranet/Internet; (4) Program TV Edukasi TV Edukasi : Receiver TVE; (5) Relay TVE; (7) Receiver, Relay dan Studio Mini TVE.
  1. Penerapan TIK Dalam Pembelajaran Jarak Jauh dalam Pendidikan Bahasa Jepang
Pengertian e-Learning atau pembelajaran elektronik sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran dilaksanakan melalui pemanfaatan teknologi komputer dan internet. Seseorang yang tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena berbagai faktor penyebab, misalnya harus bekerja (time constraint), kondisi geografis (geographical constraints), jarak yang jauh (distance constraint), kondisi fisik yang tidak memungkinkan (physical constraints), daya tampung sekolah konvensional yang tidak memungkinkan (limited available seats), phobia terhadap sekolah, putus sekolah, atau karena memang dididik melalui pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) dimungkinkan untuk dapat tetap belajar, yaitu melalui e-Learning.
Penyelenggaraan e-Learning sangat ditentukan antara lain oleh: (a) sikap positif peserta didik (motivasi yang tinggi untuk belajar mandiri); (b) sikap positif tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet; (c) ketersediaan fasilitas komputer dan akses ke internet; (d) adanya dukungan layanan belajar; (e) biaya akses ke internet yang terjangkau untuk kepentingan pembelajaran/pendidikan.
Perkembangan di berbagai negara memperlihatkan bahwa jumlah pengguna internet terus meningkat; demikian juga halnya dengan jumlah peserta didik yang mengikuti e- Learning dan institusi penyelenggara e-Learning. Fungsi e-Learning dapat sebagai pelengkap atau tambahan, dan pada kondisi tertentu bahkan dapat menjadi alternatif lain dari pembelajaran konvensional. Peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran melalui program e-Learning memiliki pengakuan yang sama dengan peserta didik yang mengikuti kegiatan pembelajaran secara konvensional.
Peserta didik maupun dosen/guru/instruktur dapat memperoleh manfaat dari penyelenggaraan e-Learning. Beberapa di antara manfaat e-Learning adalah fleksibilitas kegiatan pembelajaran, baik dalam arti interaksi peserta didik dengan materi/bahan pembelajaran, maupun interaksi peserta didik dengan dosen/guru/ instruktur, serta interaksi antara sesama peserta didik untuk mendiskusikan materi pembelajaran.
Lembaga pendidikan konvensional (universitas, sekolah, lembaga-lembaga pelatihan, atau kursus-kursus yang bersifat kejuruan dan lanjutan) secara ekstensif telah menyelenggarakan perluasan kesempatan belajar bagi ‘target audience’ mereka melalui pemanfaatan teknologi komputer dan internet. Seiring dengan hal ini, peserta didik usia sekolah yang mengikuti kegiatan pembelajaran elektronik juga terus meningkat jumlahnya.
Contoh penerapan e-Learning adalah pembelajaran bahasa Jepang jarak jauh. Pembelajaran tersebut dilakukan dengan menggunakan internet. Biasanya dilakukan dengan chatting dan lain-lain.


03 Februari 2012

jarum sejarah pengetahuan


A.      PENDAHULUAN
Sejak zaman dahulu manusia telah memiliki banyak pengetahuan. Pengetahuan-pengetahuan tersebut merupakan pengalaman pribadi seseoarang atau sekelompok orang. Pengalaman-pengalaman itu ada yang berasal dari temuan diri sendiri, dan ada pula hasil temuan orang lain. Baik temuan diri sendiri maupun temuan orang lain tentu berkaitan dengan bagaimana cara seseorang atau kelompok itu menemukan pengetahuan itu. Pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan indera manusia tentu mengalami kelemahan, baik kelemahan pada alat indera maupun pada penarikan kesimpulan. Untuk itulah perlu adanya pemahaman tentang pengetahuan. Pemahaman tersebut dapat berupa ruang lingkup pengetahuan, bagaimana cara mendapatkan pengetahuan, dan bagaimana pula untuk mendapatkan pengetahuan yang berdasarkan metode ilmiah. Pengetahuan yang didapatkan dengan cara-cara ilmiah tentu akan menghasilkan pengetahuan yang dapat dipercaya dan bertahan cukup lama.
Sehubungan dengan itu dalam filsafat kita mengenal bagian-bagiannya, yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi membicarakan objek-objek apa yang menjadi pembicaraan suatu ilmu, epistemologi membicarakan bagaimana suatu ilmu didapat, sedangkan aksiologi bagaimana pemanfaatan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pentingnya epistemologi sebagai suatu ilmu yang membicarakan asal-usul dan cara mendapatkan pengetahuan, maka perlu dilakukan pengkajian mengenai epistemologi.
Dalam perspektif filsafat, bahwasanya ilmu adalah pengetahuan yang didapat dengan metode keilmuan, sehingga seorang ilmuan harus memiliki pemahaman metode ilmu dan mampu memanfaatkannya sebagai media untuk menghasilkan suatu temuan-temuan baru atau pengembangan-pengembangan baru dari sebuah ilmu pengetahuan yang telah diakui eksistensinya oleh segenap ilmuan yang menekuni disiplin ilmu tertentu.
Ilmu, secara kuantitatif dapat dikembangkan oleh masyarakat keilmuan secara keseluruhan, meskipun secara kualitatif beberapa orang jenius seperti Newton atau Einstein, merumuskan landasan-landasan baru yang mendasar. Ini berarti bahwa siapapun yang berpengetahuan berhak dan dapat menjadi ilmuan dengan tetap berjalan di jalur aturan-aturan ilmiah maupun prinsip-prinsip yang telah diwariskan oleh para ilmuan terdahulu.
B.       PENGERTIAN STRUKTUR ILMU.
“Ilmu” berasal dari bahasa ‘Arab “alima” sama dengan kata dalam bahasa Inggris “Science” yang berasal dari bahasa Latin “Scio” atau “Scire” yang kemudian di Indonesiakan menjadi Sains (Sidi Gazalba, Jakarta 1973. h. 54). A. Thomson dalam Sidi Gazalba menggambarkan “Ilmu adalah pelukisan fakta-fakta pengalaman secara lengkap dan konsisten dalam istilah-istilah yang sesederhana mungkin, . pelukisan secara lengkap dan konsisten itu melalui tahap pembentukan definisi, melakukan analisa, melakukan pengklasifikasian dan melakukan pengujian”(Sidi Gazalba, Jakarta 1973. h. 54-55).
Jujun S. Suriasumantri menggambarkannya dengan sangat sederhana namun penuh makna “Ilmu adalah seluruh pengetahuan yang kita miliki dari sejak bangku SD hingga Perguruan Tinggi”(Jujun S Suriasumantri,1990, h. 19). Beerling, Kwee, Mooij dan Van Peursen menggambarkannya lebih luas “Ilmu timbul berdasarkan atas hasil penyaringan, pengaturan, kuantifikasi, obyektivasi, singkatnya, berdasarkan atas hasil pengolahan secara metodologi terhadap arus bahan-bahan pengalaman yang dapat dikumpulkan.”(Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen, Yogyakarta, 1990, h. 14-15).
Sehingga dengan demikian, ilmu adalah kumpulan pengetahuan secara holistik yang tersusun secara sistematis yang teruji secara rasional dan terbukti empiris. Ukuran kebenaran Ilmu adalah rasionalisme dan empirisme sehingga kebenaran ilmu bersifat Rasional dan Empiris.
Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat keilmuan dan dengan demikian dapat disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang mempunyai sifat menjelaskan berbagai gejala alam sehingga akan memudahkan manusia memanfaatkan gejala alam tersebut bersdasarkan penjelasan-penjelasan yang ada. Dengan adanya penjelasan tersebut akhirnya kita dapat meramalkan atau memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang. Selain itu pula dengan ilmu itu kita akan dapat melakukan tindakan pengawasan atau pengontrolan terhadap apa yang kita lakukan berdasarkan ilmu tersebut.


Fungsi ilmu/pengetahuan ilmiah:
  1. Menjelaskan
  2. Meramal
  3. Mengontrol
Sebagai contoh: Pengetahuan tentang kaitan antara hutan gundul dengan banjir memungkinkan kita untuk bisa meramalkan apa yang akan terjadi sekiranya hutan-hutan terus ditebang sampai tidak tumbuh lagi. sekiranya kita tidak menginginkan timbulnya banjir sebagaimana diramalkan oleh penjelasan tadi maka kita harus melakukan kontrol agar hutan tidak dibiarkan menjadi gundul. Demikian juga, jka kita mengetahui bahwa hutan-hutan tidak ditebang sekiranya ada pengawasan, maka untuk mecegah banjir kita harus melakukan kontrol agar kegiatan pengawasan dilakukan, agar dengan demikian hutan dibiarkan tumbuh subur dan tidak mengakibatkan banjir. Pengetahuan tentang kaitan antara hutan gundul dengan banjir memungkinkan kita untuk bisa meramalkan apa yang akan terjadi dan berdasarkan ramalan tersebut kita bisa melakukan upaya untuk mengontrol agar ramalan itu menjadi kenyataan atau tidak.
Empat jenis pola penjelasan:
  • deduktif : mempergunakan cara berpikir deduktif dalam menjelaskan suatu gejala dengan menarik kesimpulan secara logis dari premis-premis yang telah ditetapkan sebelumnya.
  • probabilitas : merupakan penjelasan yang ditarik secara induktif dari sejumlah kasus yang dengan demikian tidak memberi kepastian dimana penjelasan bersifat peluang seperti “kemungkinan”, “kemungkinan besar”, atau “hampir dapat dipastikan”.
  • fungsional/teleologis : merupakan penjelasan yang meletakkan sebuah unsur dalam kaitannya dengan sistem secara keseluruhan yang mempunyai karakteristik atau arah pekembangan tertentu.
  • genetik : mempergunakan faktor-faktor yang timbul sebelumnya dengan menjelaskan gejala yang muncul kemudian. Penjelasan Genetis; Yaitu menjawab pertanyaan "mengapa" dengan apa yang terjadi sebelumnya. Misalnya untuk menerangkan mengapa seorang anak mempunyai tipe rambut tertentu, yakni dengan memakai faktor keturunan yang dihubungkan dengan karakteristik orang tua si anak tersebut.
“Struktur” adalah cara bagaimana sesuatu disusun atau dibangun; susunan; bangunan. Van Peursen menggambarkan lebih tegas bahwa “Ilmu itu bagaikan bangunan yang tersusun dari batu bata. Batu atau unsur dasar tersebut tidak pernah langsung di dapat di alam sekitar. Lewat observasi ilmiah batu-batu sudah dikerjakan sehingga dapat dipakai kemudian digolongkan menurut kelompok tertentu sehingga dapat dipergunakan.
C.  SKEMA STRUKTUR DAN PROSES PENGETAHUAN ILMIAH
TEORI
Pengetahuan ilmiah yang telah ditemukan dari pengujian hipotesis yang diterima tersebut menghasilkan teori-teori. Teori merupakan pengetahuan yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan.
Misalnya dalam ekonomi kita mengenal teori ekonomi makro, dalam fisika kita mengenal teori relativitas Einstein, dan sebagainya. Teori-teori dalam pengetahuan ilmiah bukanlah teori secara keseluruhan suatu ilmu tertentu, melainkan teori yang sebatas apa yang diketahui itu. Teori-teori yang sangat berkaitan umumnya kita temukan dalam ilmu-ilmu sosial, dimana antar satu teori akan berkaitan dengan teori yang lain. Sebenarnya tujuan akhir dari tiap disiplin keilmuan adalah mengembangkan sebuah teori keilmuan yang bersifat utuh dan kosisten, namun hal ini baru dicapai oleh beberapa disiplin keilmuan saja seperti umpamanya fisika.
HUKUM
Sebuah teori terdiri dari hukum dan prinsip.  Hukum merupakan pernyataan yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam suatu hubungan sebab akibat atau kausalitas. Misalnya hukum ekonomi yang membahas hubungan sebab akibat antara permintaan, penawaran dan harga. Dengan adanya hukum ini kita juga dapat meramalkan apa yang akan terjadi dan bagaimana mencegahnya serta mencari jalan keluar dari suatu masalah. Jadi ternyata pengetahuan ilmiah juga dapat mengungkap atau mencari tahu sebab suatu masalah terjadi dan mengetahui akibat apa yang akan ditimbulkan dari masalah itu.
Hukum yang ada dalam teori ini harus memiliki tingkat keumuman yang tinggi. Artinya berlaku umum dan bukan saja pada masa dan kelompok masyarakat tertentu saja, misalnya hukum ekonomi itu berlaku untu semua tempat dan pada waktu yang umum pula. Usaha yang dilakukan untuk mengembangkan tingkat keumuman agar lebih tinggi dilakukan dengan menyatukan teori yang tingkat keumumannya masih rendah dengan teori umum yang mampu mengikat keseluruhan teori-teori tersebut. Dengan demikian semakin tinggi tingkat keumumannya maka sebuah konsep tersebut semakin teoritis. Misalnya : Dalam teori ilmu ekonomi mikro umpamanya kita mengenal hukum permintaan dan penawaran: bila permintaan naik sedangkan penawaran tetap maka harga akan naik, bila penawaran naik namun permintaan tetap maka harga akan turun. Maka dapat disimpulkan bahwa : Teori adalah pengetahuan ilmiah yang memberikan penjelasan tentang “mengapa” suatu gejala-gejala terjadi sedangkan hukum adalah memberikan kemampuan kepada kita untuk meramalkan tentang “apa” yang mungkin terjadi. Dimana Teori dan Hukum merupakan “alat” kontrol gejala alam yang bersifat universal. Teori-teori yang tingkat keumumannya rendah disatukan menjadi satu teori yang mampu mengikat keseluruhan teori-teori tersebut. Misalnya Teori yang dikemukakan oleh Ptolomeus, Copernicus, Johannes Keppler kemudian disatukan kedalam sebuah teori yang dikemukakan oleh Newton.
Namun teoritis saja dalam kenyataannya sulit untuk diterapkan, maka para ilmuan mengembangkan suatu konsep yang disebut konsep dasar dan konsep terapan atau ilmu dasar dan ilmu terapan. Ilmu murni merupakan kumpulan teori-teori ilmiah yang bersifat dasar dan teoritis yang belum dikaitkan dengan masalah kehidupan yang bersifat praktis. Ilmu terapan merupakan aplikasi ilmu murni kepada masalah-masalah kehidupan yang mempunyai manfaat praktis. Penelitian murni atau penelitian dasar adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk mempergunakan pengetahuan ilmiah yang telah diketahui untuk memecahkan masalah kehidupan yang bersifat praktis. Penelitian terapan inilah yang nantinya menghasikan teknologi-teknologi. Dalam ilmu-ilmu social pada umumnya maka pengembangan hukum-hukum ilmiah sukar sekali dilakukan  “ pada hakikatnya telah ditinggalkan” untuk tujuan meramalkan, ilmu-ilmu sosial mempergunakan metode proyeksi, pendekatan struktural, analisis kelembagaan  (Institusional) atau tahap-tahap perkembangan.
a.         Proyeksi; yaitu bentuk ramalan yang dapat didasarkan atas ekstrapolasi atau proyeksi. Ramalan ini mempelajari kejadian terdahulu dan mebuat pernyataan tentang hari depan. Dan ramalan seperti ini sering menggunakan faktor peluang.
b.        Struktur; yaitu ramalan yang didasarkan atas struktur dari benda atau intuisi atau manusia yang bersangkutan. Misalnya kenaikan pangkat pada ketentaraan, dari kopral lalu menjadi sersan dan seterusnya.
c.         Institusional; yaitu yaitu ramalan yang didasarkan oleh institusi beroperasi.
Seorang ahli sosial bangsa Amerika, Ruth Benedict, waktu perang dunia ke-2 diminta oleh Departemen Penerangan Amerika Serikat untuk mempelajari bangsa Jepang. Dia tidak pernah mengenal ataupun berkunjung ke Jepang. Namun dengan menyelidiki institusi-institusi sosialnya, dia dapat meramalkan secara tepat bagaimana kelakuan bangsa Jepang jika mereka dikalahkan, serta bagaimana cara angkatan bersenjata Amerika Serikat harus bertindak untuk mengontrol kelakuan tersebut agar selaras dengan yang dikehendaki oleh Amerika.

PRINSIP
Dalam teori pengetahuan dikenal pula prinsip yaitu sebagai pernyataan yang berlaku secara umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu, yang mampu menjelaskan kejadian yang terjadi. Dengan adanya prinsip ini maka tidak sukar bagi kita untuk mempelajari ilmu tersebut termasuk memperaktekkannya. Sebagai contoh adalah prinsip ekonomi yaitu mendapatka keuntungan sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya. Prinsip-prinsip ini dapat dijadikan pegangan dalam melakukan praktek ilmu tersebut.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam teori terdapat hukum dan prinsip Kedua-duanya merupakan hal yang penting sebagai acuan atau pedoman dalam melakukan tindakan yang berhubungan dengan ilmu tersebut. Beberapa disiplin keilmuan sering mengembangkan apa yang disebut postulat dalam menyususn teorinya. Postulat merupakan asumsi dasar yang kebenarannya kita terima tanpa dituntut pembuktiannya. Kebenaran ilmiah pada hakikatnya harus disahkan lewat sebuah proses yang disebut metode keilmuan. Postulat ilmiah ditetapkan tanpa melalui prosedur ini melainkan ditetapkan secara begitu saja. Dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya postulat merupakan anggapan yang ditetapkan secara sembarang dengan kebenaran yang tidak dibuktikan. Sebuah postulat dapat diterima sekiranya ramalan yang bertumpu kepada postulat kebenarannya dapat dibuktikan.
Asumsi merupakan pernyataan yang kebenaranya secara empiris dapat diuji. Asumsi harus dibuktikan kebenaranya, sebab dengan asumsi yang tidak benar, maka kita akan memilih cara yang tidak benar pula. Demikian juga dengan bermacam-macam teori lainnya yang tersedia dalam khasanah pengetahuan ilmiah. Kita harus memilih teori yang terbaik dari sejumlah teori-teori yang ada berdasarkan kecocokan asumsi yang dipergunakannya. Itulah sebabnya dalam pengkajian ilmiah seperti penelitian dituntut untuk menyatakan secara tersurat postulat, asumsi, prinsip serta dasar-dasar pikiran lainnya yang dipergunakan dalammengembangkan argumentasi.


D.      KESIMPULAN
Dari seluruh paparan yang ada, dapat disimpulkan bahwa struktur ilmu merupakan sebuah mekanisme kerja ilmu yang terdiri dari komponen-komponen yang satu sama lain saling terkait dalam upaya mencari suatu kebenaran dari sebuah pengetahuan yang kemudian dapat disebut sebagai ilmu. Adapun fungsi struktur ilmu adalah sebagai system yang memproses hipotesis dari suatu masalah yang dimunculkan, kepada kenyataan yang membenarkan atau menolak hipotesis tersebut. Jika sesuai dengan hipotesis maka jadilah ia sebagai temuan ilmiah atau prinsisp-prinsip sebuah pengetahuan ilmiah dan atau yang disebut sebagai ilmu. Adapun jika ternyata menolak hipotesis, maka berhentilah sampai di situ saja.
Dapat disimpulkan bahwa suatu pengetahuan disebut ilmiah bila memenuhi tahap-tahap tertentu dalam mendapatkannya. Temuan tersebut dilakukan dengan indera atau pengalaman yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan akal pikiran. Hasil dari temuan itu menjadi khasanah ilmu pengetahuan yang berisi teori-teori yang bersifat teoritis atau praktis atau terapan.. Dalam teori tersebut terdapat hukum dan prinsip dengan unsur-unsur pengamatan, sasaran dan kesadaran. Dengan ilmu pengetahuan inilah kita dapat menjelaskan, meramalkan dan mengontrol ilmu tersebut. Terkait dengan pengertian dan fungsi dari struktur ilmu, sangatlah tidak berlebihan jika struktur ilmu dianggap sebagai sebuah metode yang harus dimiliki oleh siapapun yang berkecimpung di bidang pengetahuan, sehingga akan dapat membedakan antara pengetahuan biasa dan pengetahuan yang didapat melalui metode ilmu. Selain itu dengan penguasaan struktur ilmu, memungkinkan juga bagi siapapun untuk menjadi seorang ilmuan yang selalu inten dalam pengembangan pengetahuan.
          Sebagai saran adalah sebagai berikut. Pertama, selaku orang terpelajar maka kita hendaknya bersikap ilmiah dalam memahami sesuatu atau mengeneralisasi suatu masalah atau temuan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, sudah sepantasnya kita dalam merumuskan kebijakan atau keputusan secara empirik dan rasional sehingga apa yang kita rumuskan betul- betul tepat sasaran. Ketiga, patut dipahami dan dilaksanakan bahwa sesuatu yang ada di dunia hanya milik Tuhan dan dialah yang maha tahu, manusia tidak akan dibiarkan dalam ketidaktahuan itu, Dia telah menunjuki jalan memalalui para Nabi. Keempat, mendekatkan diri kepada Tuhan adalah perlu, karena ada kalanya apa yang kita putuskan atau yang kita lakukan bukanlah semata hasil dari metode ilmiah, intuisi, atau petunjuk Tuhan melainkan godaan yang datangnya dari syaiton.









DAFTAR PUSTAKA

Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen, 1990, Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta, Tiara Wacana
Gita, Epistemologi: Teori ilmu Pengetahuan, Bone: http://www.Istraq.Wordpress,2008.
Jujun S Suriasumantri,1990, Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan
Jujun S. Suria Sumantri, Ilmu Dalam Perspektif, Jakarta Yayasan Obor Indonesia, 1997
Prasetya, Filsafat pendidikan, Jakarta: Pustaka Setia, 2003.
Sadulloh, Uyoh, Pengantar Fisafat Pendidikan, Bandung: Alphabeta, 2003.
Sidi Gazalba Drs,1973, Sistematika Filsafat, Buku 1, Jakarta, Bulan Bintang
















TUGAS FILSAFAT ILMU
STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH






Kelompok II :

DWI PUSPITASARI
DEPI PUJIYANTI
IRRA DWI PURWITA
IIN ANDINI




PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA
PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2011