Semangat dan Harapan
Matahari belum menampakkan dirinya. Orang-orang dan kendaraan-kendaraan sudah lalu lalang di jalan. Mereka lebih cepat bangun dibandingkan matahari yang mungkin belum saatnya bangun dari peraduannya. Itulah hal yang menjadi kebangggan saya yang harus bangun lebih awal seblum matahari terbit. Hal tersebut merupakan rutinitas saya setiap pagi agar bisa mendapatkan angkot lebih awal juga. Apabila kita lambat memeroleh kendaraan, secara otomatis kita akan terlambat sampai ditujuan.
Seperti biasanya, saya selalu menyaksikan ratusan kendaraan dan orang-orang. itu bukan merupakan pemandangan yang biasa bagi saya. Namun, ada satu pemandangan yang selalu mengganjal dipikiranku, yaitu melihat anak-anak berseragam sekolah, khususnya tingkat SMP dan SMA yang berdiri bahkan duduk di sekitar trotoar dan di depan kios di sepanjang jalan raya. Hal ini juga merupakan bukan hal yang unik karena sama halnya dengan saya yang memiliki rutinitas yang sama untuk bangun di pagi hari untuk mendapatkan kendaraan.
Ketika awal masuk kerja dan melihat pemandangan itu, saya sangat kagum kepada mereka karena semangat mereka berangkat ke sekolah.Namun, ketika saya menyaksikan para anak sekolah, khususnya anak SMP dan SMA, saya langsung berpikir mereka berniat yang tinggi ke sekolah atau atau sekolah hanya dijadikan rutinitas belaka.
Jika kita menyaksikan beberapa acara di televisi, mereka menayangkan perjuangan anak-anak untuk memeroleh pendidikan. Ada yang ingin sekolah tetapi tidak punya biaya. Ada yang ke sekolah berjalan beberapa kilometer tanpa menggunakan sepatu. Ada pula anak yang ke sekolah setelah merekan membantu orang tuanya dan masih banyak lagi kasus yang dapat kita saksikan.
Akan tetapi, setelah saya menyaksikan para anak-anak ini dengan seragam sekolah dan pagi-pagi berjejer di pinggir jalan,dengan rokok di tangan sangat berbeda dengan nasib para anak-anak yang ditayangkankan di tv yang dapat dijadikan sebagai motivasi. Apakah rokok sudah menjadi sarapan terbaru bagi anak-anak Indonesia? apakah rokok memberikan penyemangat di pagi hari?
Dengan kejadian seperti itu, saya melihat bahwa sepertinya semangat mereka sudah tidak ada, sepertinya mereka menganggap sekolah hanya sebuah rutinitas saja. Sementara anak-anak yang lain mereka berjuang ke sekolah dengan semangat yang besar untuk mencapai cita-citanya.
Jadi semangat dan harapan bagi saya seperti dua sisi mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Ketika kita tidak memiliki semangat untu mengerjakan sesuatu, maka harapan atau tujuan yang akan kita capai tidak maksimal atau bahkan tidak tercapai sama sekali.
Bertolak dari hal tersebut, anak-anak sekolah harusnya memiliki semangat yang tinggi untuk mencapai harapa yang mereka dambakan. Memang pendidikan dapat diperoleh di mana saja. Akan tetapi, pendidikan formal juga sangat penting karena sebagai wadah untuk mendapatkan pendidikan karakter. Saya berharap, para anak didik di Indonesia bisa serius dalam mendapatkan pendidikan. Karakter mereka harus dibentuk agar memiliki semangat yang tiinggi sehingga harapan mereka di masa mendatang tidak suram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar